Bengkulu, — Kejuaraan Muaythai Piala Walikota dan Ketua DPRD Kota Bengkulu tahun 2025 berubah menjadi ajang yang mencoreng semangat sportivitas. Tim Muaythai Padang Pariaman menjadi korban dari dugaan intimidasi, provokasi, dan kekerasan fisik yang melibatkan langsung oknum Ketua DPRD Kota Bengkulu, Herimanto.
Insiden pertama terjadi pada Rabu siang, 16 Juli 2025, di Mall Bencoolen, Bengkulu. Usai salah satu pertandingan yang dimenangkan oleh atlet Padang Pariaman, oknum Ketua DPRD Kota Bengkulu memanggil pelatih Muaythai Padang Pariaman, Coach Adi, ke suatu tempat yang agak jauh dari kerumunan arena. Beberapa anggota tim Muaythai Padang Pariaman ikut serta demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Di lokasi tersebut, Ketua DPRD Herimanto diduga melontarkan kalimat-kalimat intimidatif terhadap Coach Adi, yang juga diketahui sebagai anggota TNI aktif dari Kodim 0308 Padang Pariaman. Dalam percakapan yang berlangsung singkat namun tegang itu, Herimanto bahkan mengancam akan memindahkan Coach Adi dari kesatuannya ke Papua — sebuah pernyataan yang dianggap sangat tidak pantas dan melecehkan institusi.
Tak berhenti di situ, insiden kedua terjadi ketika pertandingan berikutnya kembali dimenangkan oleh tim Padang Pariaman. Emosi kembali memuncak. Oknum Ketua DPRD Bengkulu diduga menghentakkan botol air mineral berisi penuh ke dada salah seorang atlet Muaythai Padang Pariaman, disaksikan sejumlah penonton dan official.
Puncak kekisruhan terjadi ketika botol air mineral lainnya dilemparkan oleh anggota tim Ketua DPRD ke arah tribun official Padang Pariaman, mengenai langsung perut istri Coach Adi yang sedang menyaksikan pertandingan. Meskipun tidak mengalami luka serius, tindakan tersebut sangat mengejutkan dan menimbulkan trauma, terutama bagi keluarga dan atlet yang terlibat.
“Kami benar-benar kecewa. Kami datang untuk bertanding dan mengharumkan nama daerah, bukan untuk diintimidasi atau diserang secara fisik,” ujar salah satu anggota tim official Muaythai Padang Pariaman.
Tim Muaythai Padang Pariaman memilih untuk tidak membalas dan tetap menjaga sikap profesional. Mereka menyerahkan sepenuhnya penanganan insiden kepada panitia penyelenggara dan pihak berwenang.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada klarifikasi resmi dari Ketua DPRD Kota Bengkulu maupun pihak panitia. Masyarakat kini menunggu tanggapan serius atas peristiwa ini, agar dunia olahraga tetap menjadi ruang yang menjunjung tinggi etika, keberanian, dan kehormatan.
( Jy dan Team )