Curah Hujan Tinggi dan Angin Kencang Landa Jorong Banda Cino, Talao Mundam, Padang Pariaman
PADANG PARIAMAN — Bencana alam kembali melanda wilayah Kabupaten Padang Pariaman. Pada Selasa dini hari, 25 November 2025, hujan deras yang mengguyur selama tiga hari berturut-turut memicu peningkatan debit Sungai Batang Anai yang kemudian mengakibatkan abrasi hebat di Jorong Banda Cino, Korong Talao Mundam, Nagari Katapiang, Kecamatan Batang Anai. Derasnya arus sungai serta angin kencang menyebabkan belasan rumah warga hanyut dan puluhan lainnya mengalami kerusakan.
Berdasarkan pendataan awal, sebanyak 11 unit rumah warga hanyut terbawa arus Sungai Batang Anai. Dari jumlah tersebut, 3 unit merupakan rumah permanen, sementara 8 unit lainnya adalah rumah semi permanen yang tidak mampu menahan gempuran abrasi. Selain itu, angin puting beliung yang terjadi hampir bersamaan juga mengakibatkan 3 unit rumah rusak berat hingga tidak dapat ditempati, serta 9 unit rumah lainnya mengalami rusak sedang.
Hingga saat ini, warga terdampak belum menerima bantuan logistik maupun perlindungan darurat. Tidak adanya tenda pengungsian membuat masyarakat untuk sementara waktu mengungsi di rumah kerabat, keluarga, atau warga sekitar yang tidak terdampak. Mereka membawa barang secukupnya sambil menunggu kepastian penanganan dari pemerintah.
Pada hari yang sama, Selasa (25/11), pihak pemerintah mulai meninjau lokasi. Terlihat Camat Batang Anai, beserta perangkat kecamatan dan jajaran Satpol PP Padang Pariaman, hadir bersama Walikorong Talao Mundam, Harjoni, untuk melihat langsung kondisi kerusakan dan mendata kebutuhan mendesak warga.
Walikorong Talao Mundam, Harjoni, mengatakan situasi bencana terjadi secara tiba-tiba dan membuat warga tidak sempat menyelamatkan banyak barang berharga.
“Air sungai naik drastis sejak dini hari. Arus kuat langsung menggerus tepi sungai dan menyeret rumah warga. Kami masih melakukan pendataan sambil berupaya memastikan keselamatan seluruh warga,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa hingga saat ini masyarakat masih menunggu bantuan darurat dari pemerintah. “Belum ada tenda pengungsian ataupun bantuan makanan. Warga hanya bisa menumpang sementara di rumah keluarga. Kami sangat berharap penanganan bisa segera dilakukan,” kata Harjoni.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengimbau warga agar tetap meningkatkan kewaspadaan, mengingat potensi cuaca ekstrem diperkirakan masih berlanjut.
“Kami minta warga tidak kembali ke area bantaran sungai sebelum kondisi benar-benar aman. Keselamatan harus menjadi prioritas utama,” tegasnya.
Sementara itu, warga yang terdampak berharap pemerintah daerah melalui instansi terkait dapat segera menyalurkan bantuan cepat. “Kami butuh tenda, makanan, dan kebutuhan dasar lainnya. Rumah sudah hanyut, kami tidak punya tempat untuk kembali,” ungkap salah seorang warga yang ditemui di lokasi pengungsian sementara.
Peristiwa ini kembali menjadi peringatan bahwa wilayah Padang Pariaman memiliki kerentanan tinggi terhadap bencana hidrometeorologi, terutama pada musim hujan dengan intensitas tinggi. Dengan puluhan kepala keluarga terdampak dan kerusakan yang begitu signifikan, koordinasi cepat antarinstansi sangat dibutuhkan agar proses pemulihan dapat berjalan lancar dan warga dapat segera mendapatkan tempat tinggal sementara serta bantuan kebutuhan dasar.
Di tengah keterbatasan, kebersamaan masyarakat dan respons cepat pemerintah diharapkan mampu mempercepat penanganan darurat dan meminimalkan dampak lanjutan dari bencana ini. Semangat gotong royong dan kepedulian sosial menjadi kunci agar warga dapat bangkit kembali setelah musibah yang mereka alami.
" Joe young "



Tidak ada komentar:
Posting Komentar