Luapan Sungai Menggerus Pondasi, Wali Nagari Katapiang Tinjau dan Minta Perbaikan Segera
PADANG PARIAMAN — Sebuah jembatan penghubung di Korong Pilubang, Nagari Katapiang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, ambruk pada Rabu, 19 November 2025. Peristiwa tersebut terjadi setelah kawasan itu diguyur hujan deras sejak malam sebelumnya, sehingga debit air sungai meningkat drastis dan arus air menghantam struktur jembatan hingga akhirnya roboh.
Kondisi cuaca ekstrem dalam beberapa hari terakhir membuat sejumlah wilayah di Kabupaten Padang Pariaman mengalami peningkatan risiko banjir dan kerusakan infrastruktur. Jembatan Pilubang, yang menjadi jalur penting bagi mobilitas warga, turut terdampak sehingga menghambat aktivitas harian masyarakat yang memanfaatkan jalur tersebut untuk bekerja, bersekolah, maupun distribusi kebutuhan pokok.
Sejak pagi, sejumlah warga mulai berdatangan untuk melihat kondisi jembatan yang ambruk. Beberapa di antaranya tampak membantu memasang tanda peringatan agar kendaraan tidak mendekati area yang berbahaya. Jembatan yang sebelumnya berfungsi sebagai akses vital kini tak lagi dapat dilalui karena bagian pondasi dan badan jembatan sudah terkikis oleh derasnya aliran sungai.
Mengetahui situasi ini, Wali Nagari Katapiang, Alwis Jaya, A.Md, turun langsung ke lokasi untuk melakukan peninjauan. Ia memastikan kerusakan telah dilaporkan kepada pemerintah kecamatan dan dinas teknis Kabupaten Padang Pariaman agar penanganan segera dilakukan. “Hujan deras sejak semalam membuat arus sungai sangat kuat dan menghantam struktur jembatan. Kami sudah menghubungi pihak terkait untuk melakukan langkah cepat dalam perbaikan,” ujar Alwis Jaya saat berada di lokasi inspeksi.
Selain itu, ia mengimbau seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan ketika melintas di sekitar aliran sungai yang saat ini masih berpotensi mengalami peningkatan debit air. “Kami meminta warga tetap berhati-hati, khususnya bagi pengendara yang melintas pada malam hari. Kondisi jalan licin dan beberapa area rawan longsor,” tambahnya.
Di lapangan, sejumlah petugas nagari juga tampak membantu proses pengamanan dengan memasang garis pembatas sementara. Sementara itu, warga sekitar berharap pemerintah daerah segera mengambil tindakan darurat, seperti membangun akses alternatif atau jembatan sementara agar aktivitas harian masyarakat tidak terhenti total. Mengingat jembatan tersebut merupakan satu-satunya jalur terdekat menuju pusat nagari, sekolah, dan kawasan permukiman lain, kerusakan ini memberi dampak signifikan terhadap mobilitas warga.
Hingga siang hari, aliran sungai masih terlihat deras akibat hujan yang belum sepenuhnya reda. Kondisi ini membuat proses penanganan darurat tidak dapat dilakukan secara optimal dan harus menunggu cuaca stabil. Pemerintah nagari berencana mengajukan permohonan percepatan perbaikan kepada dinas terkait agar penanganan bisa segera dimulai begitu situasi memungkinkan.
Ambruknya jembatan Pilubang menjadi pengingat penting bahwa infrastruktur pedesaan yang berada di dekat aliran sungai membutuhkan perawatan berkala dan penguatan konstruksi. Di tengah perubahan cuaca yang semakin ekstrem, pemerintah daerah dan masyarakat perlu meningkatkan kesiapsiagaan untuk meminimalkan risiko di masa mendatang. Dengan penanganan cepat dan perencanaan jangka panjang, diharapkan akses masyarakat dapat kembali normal dan kejadian serupa dapat dicegah pada tahun-tahun berikutnya.
" Joe young "

Tidak ada komentar:
Posting Komentar