Rote Ndao – Kehadiran Babinsa sebagai jembatan komunikasi antara masyarakat dan pemerintah kembali tampak dalam penyelesaian sengketa warga di Kecamatan Lobalain. Serka Janry Selanno, anggota Koramil 1627-03/Batutua, Kodim 1627/Rote Ndao, memimpin proses mediasi konflik yang terjadi antara keluarga Albert Today dan Jeumawit O. Pada pada Senin malam (20/10/2025), bertempat di kediamannya di Dusun Ne’e Mok, Desa Sanggaoen.
Konflik ini bermula dari permainan anak-anak seusai ibadah keluarga suku Timor sehari sebelumnya. Saat ibadah berakhir, keributan kecil terjadi dan membuat Marthin Pada, 9 tahun, menangis akibat diduga ditendang anak lain. Mendengar hal tersebut, sang ayah, Jeumawit O. Pada, mendatangi lokasi dan meluapkan emosi dengan kata-kata kasar. Kehadiran ibu Belandina Yohana Today Bailao yang menyaksikan kejadian itu memicu kesalahpahaman dan ketegangan di antara kedua keluarga.
Keesokan harinya, Albert Today meminta bantuan Serka Janry Selanno selaku Ketua RT untuk memfasilitasi penyelesaiannya. Serka Janry mengumpulkan kedua pihak dalam suasana terbuka dan mengedepankan dialog. Dalam mediasi tersebut, ia menegaskan bahwa insiden ini dapat diselesaikan secara damai apabila kedua pihak mau menjunjung nilai kekeluargaan dan menerima fakta serta saksi yang ada.
Mediasi menghasilkan beberapa kesepakatan penting: penyelesaian dilakukan secara non-pemerintahan melalui jalur kekeluargaan, anak-anak yang berkelahi diberi nasihat dan teguran, serta orang tua diminta meningkatkan pengawasan dan mendidik anak dengan lebih bijak. Prosesi perdamaian ditutup dengan saling bermaafan menggunakan adat Rote, yaitu cium damai, dan dilanjutkan doa bersama sebagai wujud syukur.
Momen ini tidak hanya meredakan konflik, tetapi juga memperkuat nilai gotong royong dan kebersamaan di tengah masyarakat. Peran aktif Serka Janry Selanno mencerminkan komitmen Kodim 1627/RN dalam menjaga stabilitas sosial melalui pendekatan persuasif dan adat istiadat lokal.
Dalam situasi apapun, kehadiran TNI di tengah masyarakat bukan hanya soal pertahanan, tetapi juga soal memelihara kedamaian, membangun kepercayaan, dan menjaga harmoni sosial. Perdamaian sederhana ini menjadi contoh bahwa penyelesaian masalah tidak selalu harus melalui jalur hukum, tetapi dapat melalui hati dan kearifan budaya lokal.
" Magdhalena "













Tidak ada komentar:
Posting Komentar