Pembinaan Seni Jalanan sebagai Wajah Baru Destinasi Wisata Kota Padang
Padang, 21 Oktober 2025 — Pemerintah Kota Padang mengambil langkah progresif dalam membangun citra pariwisata yang ramah, humanis, dan berbudaya melalui pelatihan profesional bagi pemusik jalanan yang selama ini hadir di kawasan wisata Taplau (Pantai Padang). Sebanyak 40 pengamen mengikuti “Pelatihan Pemusik Jalanan” yang digelar Dinas Pariwisata pada 20–22 Oktober 2025 di Gedung Bagindo Aziz Chan Youth Center.
Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Padang, Rina Melati, mewakili Wali Kota Fadly Amran dalam sambutan pembukaan menegaskan bahwa keberadaan pemusik jalanan tidak bisa dipandang sebelah mata. Menurutnya, jika dibina secara tepat, mereka dapat menjadi bagian dari atraksi budaya yang memperkaya pengalaman wisatawan. “Pengamen adalah potensi seni yang hidup di tengah masyarakat. Dengan peningkatan keterampilan dan etika, mereka justru dapat memperkuat citra Padang sebagai kota wisata yang kreatif dan bermartabat,” ujarnya.
Pelatihan ini mencakup pembekalan teori musik, teknik vokal, instrumen, kreativitas aransemen, serta tata krama ketika tampil di ruang publik. Para peserta berasal dari rentang usia 15 hingga 40 tahun, yang aktivitas sehari-harinya kerap terdengar di sekitar Taplau. Menurut Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata, Wirdanis, program ini dirancang bukan sekadar transfer ilmu, tetapi juga upaya membangun mentalitas profesional. “Kami ingin pemusik jalanan tidak hanya tampil spontan di ruang publik, tetapi mampu beradaptasi di panggung-panggung wisata seperti kafe, restoran, atau event musik lokal,” tegasnya.
Program ini menjadi bagian dari realisasi visi Wali Kota Padang dalam agenda unggulan “Jelajah Padang”, yang memprioritaskan penguatan sektor ekonomi kreatif dan pariwisata berkelanjutan. Selain meningkatkan keterampilan, pelatihan juga diarahkan untuk membentuk wadah seperti Komunitas Pemusik Jalanan (KPJ) yang terorganisasi dan mampu berkolaborasi dengan pelaku pariwisata.
Pemerintah berharap, setelah pelatihan ini, wajah Taplau tidak hanya menyuguhkan panorama pantai, tetapi juga harmoni musik yang tertata dan mencerminkan karakter masyarakat yang ramah. Bila konsisten diterapkan, dukungan terhadap pemusik jalanan akan menjadi nilai tambah pariwisata, sekaligus menciptakan ruang inklusi bagi para seniman muda untuk berkarya dan naik kelas.
Penataan seni jalanan ini bukan hanya tentang estetika, tetapi juga tentang bagaimana kota menerima, membina, dan menyinergikan potensi masyarakatnya sebagai bagian dari industri pariwisata yang berdaya saing. Bila Kota Padang mampu menjaga kesinambungan program ini, Taplau bukan lagi sekadar tempat singgah, melainkan ruang pengalaman budaya yang hidup di ingatan wisatawan.
" Joe young "












Tidak ada komentar:
Posting Komentar